“Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokrasi, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia memiliki etos kerja yang tinggi serta disiplin.”
Peranan Dan Fungsi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
Proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama.
Peristiwa belajar mengajar banyak mengakar pada berbagai pendangan dan konsep,
perwujudan proses belajar mengajar dapat terjadi dalam beberapa model.
Pengertian proses belajar mengajar dikemukakan oleh Usman (1989: 1) bahwa:
Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian proses
belajar mengajar yang telah diutarakan, maka kemudian melahirkan strategi dan
penerapannya.
Peranan Guru
Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik”
Dan pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Dari
berbagai kegiatan interaksi belajar-mengajar, secara singkat peranan guru yang
dikemukakan Sadirman (2005:144) adalah sebagai berikut:
1. Informator
Sebagai pelaksana cara mengajar informatif laboratorium,
studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
2. Organisator
Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik,
silabus dan lain-lain. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan
belajar- mengajar, semua diorganisasikan dengan sedemikian rupa, sehingga dapat
mencapai efektivitas dan efesiensi dalam belajar pada diri sendiri.
3. Motivator
Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam
rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru
harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk
mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta
(kreativitas), sehingga terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar.
4. Inisiator
Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses
belajar. Sudah barang tentu ide-ide merupakan kreatif yang dapat dicontoh oleh
siswa.
5. Transmitter
Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku
penyebar kebijasanaa pendidikan dan pengetahuan.
6. Fasilitator
Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan
memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar, misalnya
saja dengan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang sedimikian rupa,
sesuai dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar akan
berlangsung secara efektif
7. Mediator
Guru sebagai dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan
belajar siswa. Misalnya menengahi atau memberikan jalan keluar kemacetan dalam
kegaitan diskusi siswa. Mediator juga diartikan sebagai penyedia media.
8. Evaluator
Ada kecenderungan bahwa peran sebagai evaluator, guru
mempunyai otoriatas untuk menilai prestasi siswa dalam bidang akademis maupun
tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana siswa itu berhasil
atau tidak.
Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Peter mengemukakan ada tiga tugas dan tanggung jawab guru
yakni:
a. Tugas guru sebagai pengajar
Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam
merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru dituntut
memeliki penegetahuan dan keterempilan teknis mengajar,di samping menguasai
ilmu atau bahan yang akan diajarkan.
b. Tugas sebagai pembimbing
Guru sebagai pembimbing memberikan tekanan kepada tugas,
memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
c. Tugas guru sebagai administrator
Guru sebagai administrator kelas pada hakekatnya merupakan
jalinan antara ketatalaksanaan bidang-bidang pengajaran dan keterlaksanaan pada
umumnya. Namun demikian, keterlaksanaan bidang pengajaran lebih menonjol dan
lebih diutamakan bagi profesi guru.
Tugas Dan Tanggung Jawab Orangtua Dalam Aktivitas Belajar
Murid
Anak akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya,
dimana ia pertama kali menerima berbagai aspek pendidikan secara alami dari
kedua orangtuanya. Oleh karena itu, bentuk pertama dari pendidikan terdapat
dalam kehidupan keluarga. Namun demikian bukan berarti bahwa pola pendidikan
dalam keluarga adalah formal. Seperti yang dikemukakan oleh Zakiah (1984:35)
bahwa: Pada umunya pendidikan dalam rumah tangga bukan berpangkal tolak dari
kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena
secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun
situasi pendidikan.
Orangtua yang terdiri dari ibu dan ayah memegang peranan
penting dalam perkembangan anak-anaknya. Anak yang sejak lahir selalu berada
disamping ibunya akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian ibunya.
Sehingga kemudian ia akan meniru atau menuruti segala yang didapatkannya.
Peranan Orangtua Dalam Pendidikan
Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang utama dan
pertama dalam masyarakat karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, bekembang
menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga
akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak budi pekerti dan
kepribadian setiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang
akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya
di sekolah. Ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai orangtua dalarn aktivitas
belajar anak maka peranan ibu dan ayah berbeda, seperti yang dikemukakan oleh
Piaget dibawah ini :
Peranan ibu dalam pendidikan anak
1. Surnber dan pemberi rasa kasih sayang
2. Pengasuh dan pemelihara
3. Tempat mencurahkan isi hati
4. Pengaruh kehidupan dalam rumah tangga
5. Pembimbing hubungan pribadi
6. Pendidikan dalam segi-segi emosional
Peranan ayah dalam pendidikan anak
- Sumber
kekuasaan didalam keluarga
- Penghubung
intern keluarga dengan masyarakat atau dunia lain
- Pemberi
perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga
- Pelindung
terhadap ancaman dari luar
- Pendidikan
dari segi-segi rasional
Tanggung Jawab Orangtua
Ada beberapa tanggung jawab dari kedua orangtua dalarn
menunjang pendidikan anaknya seperti yang di kemukakan oleh Zakiah (1984:38)
sebagai berikut :
- Memelihara
dan membesarkan anak. lni adalah bentuk yang paling sederhana dari
tanggung jawab setiap orangtua dan dorongan alami untuk mempertahankan
kelangsungan hidup manusia.
- Melindungi
dan menjamin keamanan, baik jasmania maupun rohaniah dari berbagai
gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang
sesuai dengan filsafah hidup dan agama yang di anutnya.
- Memberi
pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk
memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat
dicapainya.
- Membahagiakan
anak, baik dunia dan akherat, sesuai debngan pandangan dan tujuan hidup
manusia.
Ada beberapa hal atau dasar-dasar yang perlu diperhatikan
sebagai tanggung jawab orangtua terhadap anaknya terutama dalam konteks
pendidikan adalah sebagai berikut :
- Adanya
motivasi atau dorongan cinta kasih sayang menjalin hubungan orang dan
anak. Kasih sayang orangtua yang ikhlas dan murni akan mendorong sikap dan
tindakan rela menerima tanggung jawab untuk mengorbankan hidupnya dalam
memberikan pertolongan kepada anaknya.
- Pemberian
motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orangtua terhadap
keturunannya.
- Tanggung
jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi
tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.
- Memelihara
dan membesarkan anaknya. Tanggung jawab ini merupakan dorongan demi untuk
dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum dan perawatan, agar anak
dapat hidup secara berkelanjutan.
- Memberikan
pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna
bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila anak telah dewasa dan mampu
mandiri.
Hubungan Kerjasama Antara Guru Dan Orangtua Dalam
Meningkatkan Aktivitas Belajar Murid
1. Adanya Kunjungan kerumah anak didik
Pelaksanaan kunjungan kerumah anak didik berdampak positif
diantaranya :
Kunjungan melahirkan perasaan pada anak didik bahwa
sekolahnya selalu memperhatikan dan mengawasinya. Kunjungan tersebut memberi
kesempatan kepada guru melihat sendiri dan mengobservasi langsung cara anak
didik belajar, latar belakang hidupnya, dan tentang masalah-masalah yang
dihadapinya dalam keluarga. Guru berkesempatan untuk memberikan penerangan
kepada orangtua anak didik tentang pendidikan yang baik, cara-cara menghadapi
masalah yang sedang dialami anaknya. Hubungan antara orangtua dengan guru akan
bertambah erat. Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada orangtua anak didik
untuk lebih terbuka dan dapat bekerjasama dalam upaya memajukan pendidikan
anaknya. Guru mempunyai kesempatan untuk mengadakan interview mengenai berbagai
macam keadaan atau kejadian tentang sesuatu yang ingin ia ketahui. Terjadinya
komunikasi dan saling memberikan informasi tentang keadaan anak serta saling
memberi petunjuk antara guru dengan orangtua.
2. Diundangnya Orangtua Kesekolah
Kalau ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh
sekolah yang memungkinkan untuk dihadiri oleh orangtua maka akan positif sekali
bila orangtua diundang untuk datang kesekolah.
3. Case Conference
Case Conference merupakan rapat atau conference tentang
kasus. Conference biasanya dipimpin oleh orang yang paling mengetahui persoalan
bimbingan konseling khususnya tentang kasus yang dimaksud tujuannya agar
mencari jalan yang paling tepat agar masalah anak didik dapat diatasi dengan
baik.
4. Badan pembantu sekolah
Badan pembantu sekolah adalah organisasi orangtua murid atau
wali murid dan guru yang dimaksud kerjasama yang paling organisasi antara
sekolah atau guru dengan orangtua murid.
5. Mengadakan Surat Menyurat Antara Sekolah Dan Keluarga
Surat menyurat diperlukan terutama pada waktu-waktu yang
sangat diperlukan pada perbaikan pendidikan anak didik, seperti surat peringatan
dari guru kepada orangtua jika anaknya perlu lebih giat, sering membolos,
sering berbuat keributan dan sebagainya.
6. Adanya Daftar Nilai Atau Raport
Raport yang biasanya di berikan setiap catur wulan kepada
para murid dapat dipakai sebagai penghubung antara sekolah dengan orangtua.
Sekolah dapat memberi surat peringatan atau meminta bantuan orangtua bila hasil
raport anaknya kurang baik atau sebaliknya jika anaknya mempunyai keistimewaan
dalam suatu mata pelajaran, agar dapat lebih giat mengembangkan bakatnya atau
minimal mampu mempertahankan apa yang sudah dapat diraihnya.
Orangtua dan guru adalah satu tim dalam pendidikan anak,
untuk itu keduanya perlu menjalin hubungan baik. Anak-anak lebih banyak
menghabiskan waktu mereka bersama para guru daripada dengan orangtua.
Kedengarannya mungkin agak mengejutkan, tapi memang begitulah kenyataannya.
Ketika orangtua pulang dari tempat bekerja, anak-anak biasanya juga baru tiba
dari mengikuti kegiatan setelah jam sekolah. Hanya tersisa waktu beberapa jam
saja untuk makan malam bersama, menyelesaikan pekerjaan rumah dan mungkin
menghadiri acara anak-anak. Setelah itu semuanya tidur.
Memang benar semua kegiatan sehari-hari yang dilakukan
orangtua adalah penting. Dan memang banyak orangtua yang bisa menggunakan dengan
baik waktu makan malam bersama, ketika membantu anak mengerjakan tugas sekolah
di rumah, dan ketika mengantar anak ke sekolah. Tapi perlu diingat, pada saat
yang sama ada orang dewasa lain yang juga mengajari, mempengaruhi dan
bersenang-senang dengan anak-anak kita selama 6 jam sehari, yaitu guru mereka.
Anak-anak umumnya bisa melakukan tugas-tugas mereka dengan
baik ketika di sekolah. Sebagian di antaranya bahkan mungkin lebih mudah
mempercayai guru mereka. Untuk itu perlu kiranya setiap orangtua mengetahui
dengan baik sosok guru yang mengajar anak-anaknya. Hal ini penting karena dalam
pendidikan sekolah, orangtua dan guru harus menjadi satu tim yang baik.
Jika orangtua dan guru bisa saling mengenal dan mempercayai,
maka anak-anak tidak akan menentang salah satu dari mereka, ketika anak-anak
itu malas atau menghindar dari tugas-tugasnya. Pengertian di antara orang tua
dan guru menjadikan masalah kecil tidak berkembang menjadi besar, dan masalah
besar bisa diselesaikan dengan lebih baik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar terjalin hubungan baik antara
orangtua dan guru.
Ketika anak mulai sekolah, segera perkenalkan diri Anda kepada gurunya. Jangan
menunggu waktu hingga Anda dipanggil ke sekolah karena anak bermasalah. Carilah
jalan untuk melakukan kontak dengan mereka, walau sekedar dengan sapaan “apa
kabar,” agar wajah dan nama Anda mudah diingat oleh sang guru.
Jika kemungkinan waktu untuk bertemu sangat terbatas,
usahakan menghubungi bapak/ibu guru untuk menayakan kepada mereka waktu yang
nyaman guna menanyakan kabar seputar perkembangan pendidikan anak Anda. Tidak
perlu melakukan percakapan panjang, carilah sekedar informasi dan tunjukkan
bahwa Anda sangat perhatian dengan pendidikan anak-anak.
Perkenalkan anak dengan gurunya. Satu kelas biasanya diisi
30-40 murid, usahakan guru mengenali anak Anda. Buatlah catatan singkat
mengenai diri anak, hal-hal apa yang mungkin perlu diperhatikan, terutama jika
anak memiliki kesulitan tertentu. Tambahkan dengan catatan berisi harapan Anda
seputar pendidikan si anak. Jangan lupa sertakan nama, nomor telepon dan alamat
Anda yang bisa dihubungi.
Guru adakalanya memberikan penjelasan mengenai metode
belajar-mengajar yang dilakukannya. Berikanlah perhatian besar terhadap rencana
pembelajaran dan pengajaran yang sudah disusun. Jika ia belum memberitahukannya
kepada Anda, maka tanyakanlah. Biasanya guru sangat senang jika orangtua juga
berkenan mengetahui target pelajaran yang ia tetapkan. Tapi, jangan langsung
mengkritik mereka jika Anda merasa ada hal yang kurang cocok. Berikan penilaian
positif jika Anda mendapati hal yang memang baik untuk kemajuan pendidikan
anak.
Datangi pertemuan orangtua-guru. Hormati waktu yang
digunakan guru dalam pertemuan itu. Datanglah tepat waktu, dan jangan
berlama-lama jika Anda diberikan waktu khusus untuk bertemu dengan mereka.
Bawalah buku catatan. Jika Anda menemukan masalah atau hal yang kurang cocok,
sampaikan secara terbuka dengan cara yang baik dan sopan. Berdiskusilah untuk
memecahkan masalah bersama-sama. Jika ada beberapa poin masalah, selesaikan
satu persatu, dan jangan dicampur aduk.
Ingatlah aturan emas yang satu ini: senantiasa berprasangka baik kepada guru.
Mereka yang mau bekerja menjadi guru, biasanya adalah orang-orang yang
mencintai kegiatan belajar-mengajar. Jangan mudah termakan pendapat negatif
mengenai sang guru, termasuk yang Anda dengar dari anak sendiri. Ingatlah bahwa
setiap orang memberikan reaksi berbeda satu dengan yang lain. Teman baik Anda
mungkin tidak menyukai seseorang yang Anda anggap hebat. Dan anak Anda mungkin
perlu sedikit waktu untuk menyesuaikan diri dengan gaya mengajar guru barunya.
Guru juga manusia biasa, yang kadang mengalami hari dan waktu yang buruk.
Kadang kehidupan pribadinya dilanda krisis dan masalah, dan bisa jadi mereka
tidak bisa mengatasinya dengan baik. Jika guru membentak anak Anda dan
melakukan hal di luar kewajaran, tanyakan kepadanya apakah ia baik-baik saja.
Sedikit memberikan dukungan kepada guru, akan membuat keadaan pulih dengan
segera.
Berkomunikasilah secara teratur. Anda bisa menggunakan
email, atau surat jika tidak ada. Kirimkan komentar mengenai kemajuan
pendidikan anak Anda, ceritakan kegembiraan si kecil belajar di sekolah. Jika
anak memiliki kesulitan khusus dalam belajar, informasikanlah hal itu sejak
dini kepada gurunya. Ada baiknya juga memberitahukan guru jika anak sedang
dalam kondisi yang kurang baik, sakit atau sedang bersedih. Sehingga guru bisa
mengantisipasi keadaan itu dan tidak kaget jika mendapati si anak sulit untuk
diajar.
Berikanlah sumbangan. Krisis ekonomi adakalanya juga
berdampak ke sekolah. Berikan bantuan sekedar untuk meringankan kebutuhan dalam
proses belajar mengajar, mungkin dengan membelikan kapur tulis, penggaris, alat
peraga dan perlengkapan sekolah lain yang diperlukan. Tapi, perlu ditanyakan
dulu peraturan sekolah mengenai sumbangan orangtua, tiap sekolah mempunyai
peraturan dan kebijakan yang berbeda.
Anda dan guru sama-sama menginginkan yang terbaik untuk pendidikan anak-anak.
Jika Anda mendengar kabar yang buruk tentang guru, apakah ia galak, jahat, atau
tidak obyektif, maka tetap pertahankan hubungan baik Anda dengan sang guru.
Cari tahu masalah yang sebenarnya dengan menghubungi guru itu secara sopan.
Jangan mengeluarkan kata-kata yang buruk mengenai guru di depan anak Anda.
Tetap fokus terhadap masalah yang dihadapi, jadikan itu latihan bagi Anak
bersikap terbuka.
Kesimpulan
Hubungan kerjasama antara guru dan
orangtua dalam meningkatkan aktivitas belajar murid adalah :
- Adanya
kunjungan ke rumah anak didik
- Di
undangnya orangtua ke sekolah
- Case
Conference
- Badang
pembantu sekolah
- Mengadakan
surat menyurat antara sekolah dan keluarga
- Adanya
daftar nilai atau raport
Yang harus dilakukan oleh guru dalam meningkatkan aktivitas
belajar murid adalah:
- Memberikan
bimbingan dan dorongan dalam mengimbangkan sikap dan tingkah laku agar
murid menguasai materi pelajaran yang diajarkan.
- Memberikan
motivais kepada murid agar dapat mencapai hasil belajar yang baik.
- Merangsang
dan memberi dorongan untuk belajar dengan baik dan efektif
Yang dilakukan orangtua dalam meningkatkan aktivitas belajar
murid adalah:
- Membantu
anak bila mendapat kesulitan dalam memahami tugas yang diberikan.
- Mengontrol
waktu belajar anak dirumah.
- Membantu
anak dalam menggunakan waktu luangnya untuk belajar.
- Memberikan
perhatian yang cukup kepada anak dalam hal belajar.
Saran-Saran
- Orangtua
dan guru harus terlibat dalam belajar murid, baik di rumah maupun di
sekolah agar murid tersebut dapat mencapai hasil belajar yang baik dan
berkualitas.
- Hubungan
antara orangtua dan guru dalam meningkatkan aktivitas belajar murid harus
tetap dipelihara dengan baik agar murid mendapat pendidikan yang lebih
berkualitas dan bermanfaat bagi murid.